DESA MULAI BERSOLEK MENGGALI POTENSINYA LEWAT WISATA



Bangsa ini Allah SWT lebihkan dengan sumber daya alam yang lengkap, bahkan jika harus ditanyakan sumber daya alam apa yang bangsa ini tidak punya nyaris jawabannya tidak akan bisa ditemukan. Bangsa ini memiliki sumber daya yang lengkap, hal ini merupakan kelebihan yang tidak semua bangsa memiliki. Di masa yang lampau setiap Negara yang menjajah bangsa ini alasannya adalah karena bangsa ini kaya raya dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Namun hingga kini kekayaan alam bangsa ini tidaklah mampu dikelola secara mandiri oleh bangsanya sendiri bahkan hasilnyapun tidaklah bisa dinikmati oleh semua anak bangsa ini. Padahal sangat jelas amanat pasal 33 Undang-undang 1945 ayat 3 yang menjelaskan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negera dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Namun kini ada secercah harapan bahwa bangsa ini bisa mengelola sumber daya alam berikut dengan menikmati hasilnya untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyatnya. Lahirnya undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa menjadi sebuah oase bahwa bangsa ini mampu mengelola dan menikmati hasilnya secara mandiri. Dalam konteks undang-undang Desa ini, Desa saat ini menjadi subjek dan ujung tombak pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Desa memiliki otonomi dalam mengelola pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usul, adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat desa. Berdasarkan aturan perundang-undangan ini pun, desa diberikan sumber pendapatan yang memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa sesuai dengan prinsip money follows function dan money follows program. Sehingga Desa harus mampu mengelola sumber pendapatan yang diberikan oleh pemerintah dengan mengimplementasikannya dalam bentuk usaha kreatif yang dilakukan oleh semua masyarakat Desa. Kemudian bagaimana langkah-langkah strategis yang dapat ditempuh dalam upaya melahirkan Desa Wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, yakni sebagai berikut :

A.      Menggali Potensi Desa

Setiap Desa memiliki potensinya masing-masing baik keindahan alamnya, keunikan tradisinya, keunikan budayanya, makanan atau minuman yang khas, kerajinan-kerajinan khas, situs-situs sejarah, hasil bumi Desa dan ekonomi kreatif Desa. Semua ini tentu tidak semua bisa dimiliki oleh Desa, tetapi apapun potensinya Desa bisa mengoptimalkan menjadi sebuah daya Tarik Desa. Namun sebelumnya ada hal yang perlu dikaji mengenai apa perbedaan Desa wisata dan wisata Desa. Beberapa kajian teoritis mengenai Desa wisata dan wisata Desa sudah dilakukan namun untuk mempermudah pemahamannya perlu disederhanakan. Bahwa Desa wisata merupakan integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung dengan kata lain focus atau tema utamanya mengenai pembangunan desa. Sedangkan wisata Desa merupakan kegiatan wisata atau tempatnya berlokasi di Desa atau secara kebetulan tempat wisatanya berada disuatu Desa.

Potensi Desa perlu dikaji secara komprehensif dengan peluangnya dalam bingkai kegiatan ekonomi atau micro small and medium entrepreneurship dengan begitu masyarakat akan tumbuh rasa memiliki dalam perkembangan desanya baik sebagai pengelola dan penerima manfaat. Tidak mudah untuk membangun Desa wisata bukan saja harus mengoptimalkan potensi yang dimiliki Desa tetapi juga harus menyiapkan berbagai hal diantaranya :

1.      Aksesbilitas yang baik

2.      Memiliki objek-objek menarik

3.      Partisipasi masyarakat

4.      Keamanan yang terjamin

5.      Tersedianya akomodasi dan telekomunikasi

6.      Keadaan Desa yang sejuk dan asri

7.      Integrasi setiap tempat wisata

B.       Analisis SWOT

Dalam membangun Desa wisata perlu dilakukan analisis swot (strength, weakness, opportunity, dan threats) terkait pengembangannya agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.         Strength (kekuatan)

Analisa potensi Desa yang memberikan kekuatan, daya Tarik dan potensi wisata yang dapat dikembangkan oleh Desa sebagai sebagai bidang wisata yang dipilih.

2.         Weakness (Kelemahan)

Analisa kelemahan yang dimiliki oleh Desa yang dapat menjadi kendala dalam mencapai tujuan desa wisata.

3.         Opportunity (Peluang)

Analisa peluang Desa untuk menggambarkan kondisi dan situasi baik di dalam maupun luar Desa yang memberikan peluang wisata untuk berkembang di masa depan.

4.         Threats (Ancaman)

Analisa ancaman Desa yang menggambarkan tantangan atau ancaman yang harus dihadapi Desa. Ancaman ini berasal dari berbagai macam faktor yang tidak menguntungkan dan dapat menyebabkan kemunduran serta penghalang di masa depan untuk kemajuan Desa wisata. 

C.       Komitmen

Dalam pengembangan Desa wisata, masyarakat menjadi pihak yang berperan baik sebagai subjek maupun objek. Masyarakat menjadi pelaku kegiatan wisata. Sehingga Desa sebagai pemilik kewenangan perlu mendasarkan pemberdayaan masyarakat pada beberapa hal yakni sebagai berikut :

1.   Berorientasi pada tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal

2.   Berorientasi meningkatkan pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan merata pada masyarakat.

3.      Berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga besar dan berorientasi pada teknologi tepat guna

4.      Berorientasi pada pengembangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif

5.   Berorientasi pada pemanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak seminimal mungkin.

D.      Dampak Kegiatan Wisata

Selalu ada dampak akibat kegiatan wisata namun setiap Desa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pengaruh sosial ekonomi dapat dipahami sebagai suatu perubahan yang timbul akibat adanya kegiatan yang mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi, baik dalam hal kesempatan kerja, pendapatan dan kesejahteraan. Dalam bentuk dinamis, hubungan sosial akan berbentuk interaksi sosial antar individu dan kelompok dalam komunitas tersebut. Sehingga masyarakat Desa harus memegang teguh sistem nilai yang dimiliki dengan hadirnya wisatawan dengan kultur yang berbeda. Dinamika perubahan kondisi-kondisi lingkungan pun akibat dari adanya pembangunan wahana wisata harus diminimalisir terkait dampak lingkungan yang muncul sebagai upaya membangun Desa wisata yang ramah lingkungan.

E.       Melibatkan Akademisi

Akademisi harus dilibatkan pada setiap sektor yang ingin digarap dalam Desa wisata, fungsi pendampingan menjadi salah satu akses Desa untuk memperoleh pengetahuan dan informasi terkait bagaimana mengelola Desa wisata. Sehingga Desa wisata akan berorientasi pada sustainable tourism development atau pembangunan wisata secara berkelanjutan secara sistemik. Sehingga dengan melibatkan peran ahli atau akademisi diharapan semua aspek digali secara komprehensif terkait manajemen pengelolaan. Pada prisipnya Desa bisa menggandeng akademisi atau ahli dari perguruan tinggi setempat sebagai upaya menggali 4 (empat) prinsip sustainable tourism development yaitu :

1.      Layak secara ekonomi (Economically Feasible)

2.      Berwawasan lingkungan (Environmentally Feasible)

3.      Dapat diterima secara sosial (Socially Accepable)

4.      Dapat diterapkan secara teknologi (Technology Appropriate)

F.        Melibatkan Pemerintah Daerah atau Pihak Swasta

Dengan melibatkan pemerintah daerah atau juga pihak swasta hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membuat regulasi, perijinan, pajak dan sebagainya sehingga secara hirarkis administratif Desa wisata berada di bawah pembinaan dan tanggung jawab pemerintah melalui dinas terkait. Sedangkan dengan pihak swasta hal ini dilakukan sebagai kerjasama mutualisme untuk pengembangan Desa wisata dan juga promosi pihak swasta.

G.      Regulasi

Perangkat regulasi ini sangat dibutuhkan oleh Desa sebagai aspek legalitas dan yuridis formal. Diharapkan dengan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat, Desa wisata dapat mengelola serta mengembangkan kegiatan wisatanya tanpa ada gangguan dari pihak manapun. Hal ini berlaku untuk tempat wisata atau produk-produk kreatif yang dihasilkan sehingga tidak ada klaim dari Desa yang lain terkait produknya. Bahkan ketika Desa memiliki teknologi tepat guna ini harus diproses menjadi paten untuk hak ciptanya.

H.      Manajemen Pariwisata

1.      Ecolodge

Renovasi homestay agar memenuhi persayaratan akomodasi wisatawan atau membangun guest house berupa bamboo house, tradisional house, log house dan lainnya.

2.      Ecorecreation

Kegiatan pertanian, pertunjukan kesenian local, memancing ikan dikolam, jalan-jalan di Desa, bersepeda di Desa dan lain sebagainya.

3.      Ecoeducation

Mendidik wisatawan mengenai pendidikan lingkungan dan memperkenalkan flora dan fauna yang ada di Desa bersangkutan.

4.      Ecoresearch

Meneliti flora dan fauna yang ada di Desa dan mengembangkan produk yang dihasilkan Desa tersebut dan sebagainya.

5.      Ecoenergy

Membangun sumber energy tenaga surya atau tenaga air untuk ecolodge.

6.      Ecodevelopment

Menanam jenis-jenis pohon yang buahnya untuk makanan burung atau binatang liar, tanaman hias, tanaman obat dan yang lainnya agar bertambah populasinya.

7.      Ecomuseum

Sebuah museum yang difokuskan pada sebuah tempat yang menjadi identitas warisan budaya sebuah Desa.

8.      Ecopromotion

Promosi melalui berbagai media baik cetak atau elektronik guna memperkenalkan potensi wisata Desa.

I.         Media Promosi

Media promosi merupakan bagian dari manajemen pariwisata atau Ecopromotion yang memiliki fungsi sebagai upaya sosialisasi hal ini sangat efektif guna branding Desa. Sangat perlu adanya sarana informasi dan publikasi dengan setiap jenis produk Desa menggunakan sosial media dalam pemasarannya. Diharapkan dengan media promosi ini dilakukan secara komprehensif terkait berbagai potensi Desa, maka masyarakat secara luas akan dapat mengetahui informasi terkait Desa wisata yang ada.

 

J.         Studi Banding

Perlu adanya kolaborasi dengan Desa lain yang sudah berhasil sebagai referensi jika sudah ada untuk dijadikan sebagai contoh.  Saat ini di Kabupaten Subang sudah ada Desa wisata yang bisa dijadikan sebagai referensi. Desa wisata cibuluh yang berada di Kecamatan Tanjungsiang yang berjarak 37 Km dari pusat Kota Subang yang sudah menyadang status Desa wisata bahkan dalam waktu dekat akan memiliki wisata Ecomuseum.

 

Desa wisata Cibuluh saat ini memiliki berbagai tempat wisata diantaranya Saung Mulan, Tepas Seuweu, Saung Budaya Bolang, 2.600 permainan tradisional seluruh Indonesia dan 340 permainan seluruh Jawa Barat.  Hal ini tentu sangat menggembirakan sebagai upaya setiap Desa mampu menggali potensinya untuk sebesar-besarnya manfaat yang dihasilkannya untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Sebagai bangsa yang besar dengan segala potensi sumber daya alamnya, bangsa ini harus mampu mengenal dirinya sendiri. Mengenal begitu besarnya potensi yang dimiliki, yang harus mampu secara mandiri dikelola dan menghasilkan sebesar-besarnya manfaat bagi semua anak bangsa. Desa harus terus berinovasi dan berimprovisasi terkait segala perkembangan zaman dan kebutuhan hidup masyarakatnya. Semua potensi yang ada di Desa menjadi hak seluruh warga masyarakat Desa untuk menikmatinya. Kita harus optimis bahwa sumber daya manusia kita mampu mengelola sumber daya alam yang ada guna menghasilkan sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat dan mengurangi ketergantungan akan bangsa asing apalagi harus memberikan hak mengelola pada orang asing. Bangsa ini masih bisa bersaing dengan segala potensinya dan segala kompetensinya, sebagai bangsa yang besar kita optimis bisa menjadi bangsa mandiri  yang berdiri diatas kakinya sendiri.


artikel ini sudah di posting pada : https://www.pasundanekspres.co/opini/desa-mulai-bersolek-menggali-potensinya-lewat-wisata/

 


About opan.arifudin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Comments:

Posting Komentar

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITASPT. ALAM SUTERA REALTY TBK.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi kesehata suatu perusahaan ditinjau dari segi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Jurna...