Era revolusi industri 4.0 ini ditandai dengan penggunaan
teknologi internet secara masif dalam semua dimensi kehidupan, termasuk dalam
dunia pendidikan. Era revolusi
industri 4.0 ini sangat berbeda dengan era sebelumnya, karena di era 4.0 ini
sangat bergantung dengan internet. Semua proses kehidupan apapun bentuknya
selalu berkaitan dengan internet. Bahkan dunia pendidikan pun bergantung dengan
internet. Dalam
hal ini perlu disadari bahwa era revolusi industri 4.0 bukan merobotkan
manusia. Namun harapannya adalah dengan pendekatan teknologi dapat memudahkan
semua kegiatan hidup manusia guna mencapai kesejahteraan manusia termasuk dalam
dunia pendidikan adalah tidak lain menjadikan sumber daya manusia yang unggul.
Dengan kata lain bahwa posisi teknologi hanya instrumen bagi manusia.
Para pakar meramalkan bahwa dalam waktu dekat dunia akan memasuki era
Industri 4.0, kendati di beberapa Negara maju hal ini sudah terjadi. Namun bagi
Negara berkembang seperti Indonesia perlu mengetahui bahwa era tersebut, akan
banyak bermunculan robot canggih, superkomputer, kendaraan otonom, 3D printing,
serta pengoptimasian fungsi otak manusia dengan editing genetik dan
perkembangan neuroteknologi.
Mungkin terlihat canggih dan membuat takjub, akan tetapi bukan berarti
tidak ada kerugian yang ditimbulkan oleh revolusi industri tersebut. Mengutip
dari hasil Forum Internasional tahunan yang bertemakan “Mastering the
Fourth Industrial Revolution” pada 2016 lalu, Revolusi Industri 4.0 ini
akan menyebabkan disrupsi atau gangguan bukan hanya di bidang bisnis saja,
namun juga pada pasar tenaga kerja.
Hal ini berarti akan ada banyak jenis pekerjaan yang hilang dan
tergantikan oleh fungsi robot atau artificial intelligence. Para
tenaga kerja manusia pun tidak menutup kemungkinan akan menghadapi jenis
pekerjaan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, sehingga revolusi ini
mau tak mau menuntut kita untuk terus mengembangkan skill yang
sekiranya dapat bermanfaat serta mumpuni di masa depan. Lantas, apa saja skill yang
dibutuhkan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Sehingga Era revolusi industri
4.0 ini, bukan hanya pengetahuan teknologi yang harus dibekali, tetapi juga
pengetahuan tentang manusia itu sendiri.
Ilmu teknologi harus secara masif diajarkan, namun juga
hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana menghasilkan pembelajaran yang
melahirkan kecakapan keterampilan. Sumber
daya manusia (SDM) dinilai menjadi faktor utama dalam menghadapi era revolusi
industri 4.0. Mengingat era ini menuntut kemampuan keterampilan dalam diri
sumber daya manusianya agar dapat menjadi pelaku dan bersaing dalam era
revolusi industri 4.0. Penunjukan dari Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) bisa saja menjadi indikasi bahwa pendidikan Indonesia harus siap
menghadapi era era revolusi industri
4.0 dengan memperkuat peran system teknologi didalamnya. Sangat penting
membangun system pendidikan dengan pendekatan teknologi di era yang menuntut
efisiensi dan efektivitas sebagai upaya menghasilkan produktifitas yang
maksimal dalam pencapaian mutu pendidikan.
Dengan
demikian kita harus memahami betul bagaimana era revolusi industri 4.0 ini dan kompetensi seperti apa yang harus dimiliki dalam membangun
sebuah bangsa yang siap dengan berbagai perubahan namun juga karakter sebuah
bangsa tidak akan hilang karena perubahan. Oleh karenan itu, kompetensi apa
yang harus dipersiapkan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan mampu menjadi sumber daya
manusia unggul yang mampu bersaing yakni sebagai berikut :
1. Communication Skill
Ada bonus demografi yang ada di negeri kita, jumlah yang
besar ini harus dimanfaatkan dengan hal positif dalam era 4.0 ini. Ada banyak
pekerjaan yang terintegrasi dengan teknologi, karena itulah harus ada
keterampilan dan kemampuan di bidang teknologi. Semua dimulai dari bangku
sekolah serta ketersediaan internet buat semau kalangan. Ini akan mendorong
masyarakat tidak awam lagi dengan pekerjaan aneh di masa depan. Sehingga tidak
shock batin saat disrupsi terjadi. Kemampuan atau keterampilan dalam komunikasi juga
penting adanya serta perlu ditingkatkan setiap waktu untuk digunakan dalam
membangun suatu hubungan atau relasi dengan orang-orang sekitar anda karena era
revolusi industry 4.0 setiap orang dituntut untuk berkolaborasi bukan hanya
dengan bangsa sendiri tetapi juga dengan bangsa asing. Sehingga termasuk didalamnya adalah
kemampuan berbahasa asing karena kemampuan ini penting dikuasai agar dapat
berkomunikasi pada tingkat global.
2.
Literasi Teknologi Informasi
Mengubah sistem pendidikan ke arah modern, artinya ada
hubungan dunia sekolah dengan dunia industri. Semua itu melalui program link
and match kedua lini tersebut, mulai dari kurikulum berbasis STEAM (Science,
Technology, Engineering, Art, dan Mathematics), praktik hingga proses adaptasi
dengan dunia kerja. Guru selaku kuasa di sekolah diberikan pelatihan dan sarana
dalam mendukung prosesnya ke arah teknologi. Jadi para guru sangat melek di
bidang teknologi dan bisa melihat potensi anak didiknya di masa depan sesuai
bidang industri yang ia gemari. Dalam
era revolusi ini, pendidikan yang sangat diperlukan adalah pendidikan yang
dapat membentuk generasi kreatif, inovatif dan kompetitif. Hal ini bisa dicapai
dengan cara pengoptimalan penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam sarana
pembelajaran. Hal itu sangat berguna untuk menghadapi perkembangan teknologi
dan perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang cepat.
3.
Kepemimpinan
Kemampuan
untuk mengatur atau leadership bagi peserta didik atau mahasiswa,
hal ini dapat dikembangkan saat mereka mengikuti organisasi ataupun
ekstrakulikuler. Tren pengembangan kepemimpinan tidak hanya cukup belajar dan
paham konsep kepemimpinan namun harus juga menguasai berbagai teknik atau tools
soft-skill yang relevan, disesuaikan dengan posisi, situasi dan tantangan yang
dihadapi termasuk kini tantangan era revolusi industry 4.0. Setiap orang
memiliki potensi kepemimpinan dalam dirinya (Born), namun untuk menghadapi
konteks dan tantangan di era revolusi industry 4.0 yang kompetitif perlu adanya
pengembangan kepemimpinan (Made), artinya kebutuhan dan kemauan belajar harus
datang dari dalam diri seseorang (horizontal) dan setiap pemimpin maupun
diatasnya lagi akuntable terhadap program kepemimpinan (vertikal). Pemahaman
kepimpinan dimasa lalu sudah tidak memadai lagi, perlu peningkatan kapabilitas
yang lebih tinggi. Era revolusi industri 4.0, pengaruh global, makro dan mikro
situasi, membuat bisnis semakin complex, semakin sulit diprediksi dan berubah
dengan cepat. Untuk mensiasati tantangan ini diperlukan visi yang kuat sesuai
dengan konteks, penguasaan kekuatan informasi agar memiliki pemahaman tinggi
terhadap situasi. Perjelas dengan penggunaan model, frame work, simplifikasi
dan kreatif dan inovatif dalam mencari taktik solusi terbaik sehingga gesit dan
adaptif terhadap perubahan.
4. Critical Thinking
Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui
kebiasaan membaca dan berdiskusi secara intensif. Kurikulum harus fleksibel untuk mengakomodasikan ragam minat,
bakat, dan waktu yang dipunyai peserta didik dengan Demand-driven (didorong
bersama antara lembaga/satuan pendidikan dengan dunia kerja) diharapkan mampu
mengakomodasi peserta didik berfikir kritis terkait ilmu pengetahuan dan dunia
kerja yang semakin berkembang. Critical thinking atau kemampuan
berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir masuk akal, kognitif dan membentuk strategi yang
akan meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan. Berpikir kritis juga bisa
disebut berpikir dengan tujuan yang jelas, beralasan, dan berorientasi pada
sasaran. Sehingga kemampuan ini akan sangat membantu di era revolusi industry
4.0 yang menuntut efisiensi dan efektivitas dalam semua hal.
5. Emotional Intelligence atau
kecerdasan emosi.
Dalam
hal ini, termasuk pula kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, serta
memanfaatkan emosi. Kecerdasan emosi atau dalam hal ini bisa
disebut Complex problem solving disini merupakan kemampuan penyelesaian masalah
kompleks dengan dimulai dari melakukan identifikasi, menentukan elemen utama
masalah, melihat berbagai kemungkinan sebagai solusi, melakukan aksi/tindakan
untuk menyelesaikan masalah, serta mencari pelajaran untuk dipelajari dalam
rangka penyelesaian masalah. Hal ini sangat dibutuhkan dalam era revolusi
industry 4.0 yang sangat kompetitif, dimana membutuhkan ketekunan dan kesabaran
dalam mampu bersaing dengan kompetitor lainnya.
6. Kreativitas.
Kemampuan
untuk menemukan sesuatu yang unik dan out of the box. Menciptakan
inovasi-inovasi baru atau mengembangkan yang sudah ada karena daya kreativitas yang belum
bisa digantikan oleh mesin. Oleh karena itu, generasi milenial harus kreatif
dalam segala aspek kehidupan agar tidak tertinggal oleh kemajuan saat ini. Creativity atau kreatifitas adalah
kemampuan dan kemauan untuk terus berinovasi, menemukan sesuatu yang unik serta
bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Creativity disini dapat juga diartikan
mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada sehingga dapat menjadi lebih baik. Sehingga kreativitas ini sangat penting di
era revolusi industry 4.0 karena banyak jenis pekerjaan yang hilang dan
tergantikan oleh fungsi robot atau artificial intelligence, hal
ini menuntut manusia pada era itu untuk mampu memanfaatkan setiap kesemapatan.
artikel ini sudah di posting pada : https://www.pasundanekspres.co/opini/urgensi-kompetensi-di-era-revolusi-industri-4-0/
0 Comments:
Posting Komentar